Jumat, 14 November 2014

Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis di Mata Istri?

Diposting oleh Budian's pages di 10.21 0 komentar
Repost from dakwatuna.com

Banyak istri mengeluhkan suami yang kehilangan romantisme. Dulu saat masih masa pacaran, tampak sisi romantisme yang membuat mereka berinteraksi secara intim dan mesra. Demikian pula saat pengantin baru, sisi-sisi romantisme masih dirasakan. Namun seiring perjalanan waktu, istri mulai mengeluhkan sikap suami yang cenderung pasif dan kehilangan romantisme. Interaksi dan komunikasi setelah berumah tangga semakin lama semakin mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas.
“Mengapa engkau tidak pernah lagi memuji dan merayuku? Dulu engkau bisa berlaku romantis, sekarang sudah tidak bisa lagi”, keluh Mia kepada Bayu, suaminya.
“Kita sudah tambah tua, anak sudah besar, apa iya disuruh seperti anak muda pacaran yang suka merayu…. Ingat Ma, kita sudah tidak muda lagi…”, jawab Bayu.
“Apakah pasangan umur empat puluhan seperti kita sudah tidak layak untuk romantis lagi Pa? Kita ini belum terlalu tua…” sergah Mia tidak mau mengalah.
Apakah yang terjadi pada Bayu dan Mia? Sebenarnya ini bukan soal “salah siapa”, namun hanya persoalan perbedaan khas antara dunia laki-laki dan dunia perempuan. Mereka saling tidak memahami ada yang berbeda di antara suami dan istri, sehingga menimbulkan suasana saling heran bahkan saling menyalahkan satu dengan yang lain.

Apa yang Terjadi Pada Suami?
Secara umum, laki-laki cenderung memiliki “zona nyaman” dalam suatu hubungan. Sebelum memiliki istri, ia berusaha mendapatkan istri yang ideal menurut standar kelelakiannya, dan untuk itu ia rela melakukan apapun demi mendapatkan calon pendamping hidupnya.  Seorang lelaki berusaha mengejar dan mendapatkan perempuan yang menarik dan membuatnya tergila-gila, yang diharapkan menjadi istri. Ia melakukan berbagai usaha agar bisa mendapatkan perempuan tersebut, walau kadang harus bersaing dengan banyak lelaki lain.
Namun setelah memiliki istri, laki-laki mulai memasuki zona nyaman. Ia merasa aman, tidak perlu mengejar atau melakukan usaha untuk mendapatkan pendamping hidup, karena sudah ada di sampingnya. Ketika sudah memasuki zona nyaman dalam hubungan, laki-laki merasa bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus memusingkan lagi urusan mencari pendamping hidup. Ia bisa fokus pada karier, pekerjaan, organisasi, hobi, dan lain sebagainya, dan yakin bahwa istri juga nyaman berada di sampingnya.
Pada beberapa kalangan suami, ketika sedang berduaan dengan istri, tidak masalah bila dia asyik membaca koran, menonton berita di TV atau bekerja di laptop, dan istrinya pun asyik membaca buku atau memainkan blackberry. Saling sibuk dan asyik mengerjakan urusan masing-masing, adalah sebuah kedamaian dan kebahagiaan tersendiri bagi beberapa kalangan laki-laki. Baginya, itu sudah lebih dari cukup. Maka laki-laki terkesan berubah menjadi lebih cuek setelah menikah, padahal itu artinya dia sudah merasa nyaman dan stabil dengan istrinya.
Sikap seperti inilah yang oleh kebanyakan istri disebut sebagai tidak romantis dan tidak peduli. Di mata istri, suami kehilangan romantisme setelah berumah tangga, apalagi ketika sudah menempuh masa yang panjang. Padahal suami merasa tidak ada yang berubah dari dirinya. Bahkan dia merasa sudah sedemikian nyaman hidup berumah tangga, dan heran mengapa sang istri masih mencari-cari kekurangannya.

Apa yang Terjadi pada Istri?
Di sisi lain, perempuan memerlukan “perhatian yang konsisten” dalam suatu hubungan. Istri ingin diperlakukan secara romantis, sedikit dicemburui, dirayu, dipuji, butuh bermesraan, dan lain sebagainya. Apalagi bila sebelum menikah dulu si laki-laki sudah tampak romantis, maka perempuan memiliki ekspektasi yang tinggi bahwa suaminya akan semakin romantis setelah menikah. Banyak perempuan menginginkan romance dan drama dalam suatu hubungan, dia ingin melihat suaminya berusaha membahagiakan dirinya. Bahkan cukup dengan melihat usahanya saja, perempuan sudah merasa bahagia. Karena itu, ketika sedang berduaan, wanita akan mengeluh bila suaminya asyik bekerja di laptop atau memainkan blackberry tanpa mempedulikannya.
Ketika istri sedang berduaan dengan suami di rumah dan melihat suami sibuk melakukan aktivitas di komputer atau handphone, istri akan berpikir, “Mengapa aku dicuekin begini? Sudah dia super sibuk, jarang di rumah, begitu di rumah malah asyik dengan aktivitasnya sendiri. Mungkin dia sudah tidak sayang lagi padaku….” Padahal yang ada di dalam pikiran suami adalah, “Ada kamu di sini saja, aku sudah senang. Sekarang aku bisa beraktivitas dengan tenang….”
Istri berpikir, “Kenapa asyik dengan laptop atau handphone saat berduaan dengan aku? Kamu kan bisa melakukan itu saat di kantor. Mengapa engkau tidak peduli kepadaku?” Sementara suami berpikir, “Kenapa harus nungguin aku yang lagi kerja di laptop? Kamu kan bisa mengerjakan hal lain, nonton TV, baca koran atau baca buku atau apapunlah yang menyenangkanmu…”
Apabila berulang kali mengalami kejadian seperti ini, istri akan mulai mengeluh pada suami. Lama kelamaan keluhan ini berubah menjadi tuntutan. Tanggapan suami biasanya tersinggung dan membela diri, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Istri menuduh suami tidak peka, tidak romantis dan tidak pengertian, sedangkan suami menuduh istri banyak menuntut dan mencari-cari masalah. Akibatnya pertengkaran pun terjadi dan saling menyalahkan satu sama lain. Hanya karena keduanya tidak mengerti kebutuhan pasangannya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saling Memahami, Saling Kompromi
Dalam kejadian seperti yang dialami oleh Mia dan Bayu di atas, sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan. Keduanya hanya perlu dilatih dan dibiasakan untuk saling mengerti, saling memahami dan saling kompromi. Bila Mia dan Bayu sudah mengerti apa yang dibutuhkan pasangannya, maka solusinya menjadi mudah mereka dapatkan. Yang diperlukan adalah kesediaan suami dan istri untuk selalu berusaha memahami pasangan, dan kemudian menentukan titik kompromi yang paling mungkin atas perbedaan yang terjadi di antara mereka.
Para istri harus mengerti kecenderungan umum laki-laki dalam mengapresiasi sebuah hubungan, demikian pula para suami harus mengerti kecenderungan umum perempuan. Mereka berdua akan lebih mudah menyesuaikan diri, karena mengerti mengapa perbedaan sudut pandang ini bisa terjadi. Kompromi lebih mungkin dilakukan antara suami dengan istri, apabila keduanya sudah saling memahami dengan baik keinginan pasangannya.
Contoh kompromi itu adalah, suami dan istri menyediakan waktu-waktu khusus untuk tidak boleh ada gangguan dalam hubungan. Misalnya hari tertentu atau jam tertentu, suami dan istri tidak disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas masing-masing. Bisa duduk, bercengkerama, bercanda berdua dengan leluasa. Tanpa diganggu handphone, blackberry, laptop, koran, majalah, TV dan lain sebagainya. Waktu-waktu yang istimewa dan spesial, di mana mereka bisa leluasa mengobrol dan memperbincangkan apa saja tanpa diganggu oleh kesibukan masing-masing.

Dearest Papa, mungkin kita hanya belum bisa saling memahami. Maafkan atas semua kekacauan ini. Semoga papa mengerti dan semoga mama mengerti. -mama-

Rabu, 05 November 2014

Geeergggg..!!!!!

Diposting oleh Budian's pages di 10.03 0 komentar
Geerrggg..!!!!
Gue nulis ini sambil denger lagunya Tulus, Seribu Tahun Lamanya.
Lirik favorit gue adalah "Kau jadi bagian hidupku.. Kau jadi bagian hidupku.."
Yap gerg, lo udah jadi bagian hidup gue sejak pertama kita ketemu.
Kemeja kotak-kotak, rok panjang, tali sepatu ijo jd saksi persahabatn kita.
Honestly, gue lupa kapan persisnya kita kenal, bertegur sapa dan saling berbagi cerita.
Tapi yang paling gue inget adalah nama Gina Astadianti, selalu ada dari awal gue kenal kuliah,
sampai sekarang, sampai gue menulis surat cinta buat lo ini, sampai sekarang gue udah jadi istri orang,
sampai sekarang di mana gue udah gak bisa tiap weekend nonton di BSM/TSM lagi.

Geerggg..
Berteman itu tidak selama mulus.
Pasti banget lo pernah kesel sama gue, kecewa, bete, marah dll.
Begitu juga gue, sadar gak sih kalo gue sering kesel sama lo. wkwkwkwk..
Tapi gak akan gue ceritain, biarkanlah itu jadi misteri, jadi bumbu-bumbu persahabatan kita.
Seperti halnya jalan tol Cipularang yang sering lo lewati tiap weekend, persahabatan gak selamanya lurus,
ada beloknya, ada naiknya, ada turunnya.
Pemandangannya pun kadang indah, kadang juga kita cuma bisa liat pepohonan kering atau tumpukan sampah yg sama sekali gak indah.
Tapi jalan tol Cipularang itu akan mengantarkan kita pulang, jalan menuju sesuatu yg kita sebut rumah.



Geerggg..
Today is your day..
5 November 2014, genap berumur 26 tahun.
Gerrgg..
Orang bilang 26 adalah tahun keemasan.
Gue berharap lo bisa selalu jadi kebanggan mamah, bapak n si ade.
Sampai umur lo yg ke 26 ini, lo udah sangat berhasil membuat mereka bangga.
Semoga di sisa umur lo ini, sesibuk apapun lo, seberat apapun masalah lo, sedesperate apapun lo dan sesukses apapun hidup lo, lo selalu bisa jadi sholehah untuk mereka. Aamiin.
*eh btw itu di foto wisuda di belakang ada guenya ya. Hahahahaha...*

Gerggg...
Pagi ini gue bangun dengan sebaris text di Blackberry kesayangan gue yang udah usang, yang gue beli dari gaji pertama gue yang blm full karena gue masih training. Hahahaha..
"Kangen dewe *icon peluk*"
Dan gue cuma jawab dengan teriakan khas gue "geerrrggg.. *icon peluk*"
Gue terlalu lelah untuk meneruskan kata2 gue, karena semalem gue abis kerja Rodi.
Jadi gue terusin di sini ya..

Geeerrggg...
gue pernah baca meme yg seliweran di Path, kurang lebih isinya spt ini ;
We're adults & busy. No reason to be in constant with you to prove my friendship to you. Just know when/if you need me, I'm Here.
Gerrgg..
Kita udah gak dalam satu komunitas lagi.
Jadi agak susah buat kayak dulu, intens.
Tapi seperti yang udah2, kalo pengen cerita, ceritalah..
Walopun mungkin gue ga bs ngasih jalan keluar, tp seenggaknya gue bs denger keluh kesah lo.

Gerggg,,
Dunia kita sekarang berbeda.
Masalah semakin banyak, udah lebih dari sekedar PR matematika atau ujian Fisika lagi.
Semua orang punya masalah masing-masing.
Apapun masalah lo ya Gerg, tabahlah..
Janji Allah, Dia gak akan nempatin hambaNya di suatu keadaan yang hambaNya gak kuat ngejalaninya.
Itu bener lo gerg.. hehe..
Jadi, berdoalah, apa yg blm Allah kasih sekarang, pasti akan dikasih kalau waktunya udah tepat.
Sementara menunggu tetaplah berbahagia *gue kutip kata2 ini dr tmn gue dan gue pegang teguh sampai skr, lumayan bisa mengikis kegalauan*

Geeerggg..
Selamat ulang tahun, sayangku.
Kelak gue punya anak, pasti bakalan gue ceritain ttg lo ke dia.
Tentang bgmana kita bdua rempong ospek, ngerjain tugas, ujian, curhat2an..
Tentang bagaimana lo nyentil gue, ketika gue lg parno sama pasangan gue.
Tentang bagaimana lo survive dari penglihatan org2 yg nyangka hidup lo perfect tanpa cela tanpa masalah padahal lo jg sama kaya mereka, lagi menghadapi masalah..

Geerrggg..
Selamat ulang tahun.
Semoga berbahagia dgn segala apa yg lo punya..


Balikpapan, 05 November 2014

ur sweetest BFF ^0^





 

dian's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea