Rabu, 04 Februari 2015

Dian? Adhi?

Diposting oleh Budian's pages di 17.52

Assalamualaikum sayang,
Selamat sore waktu Balikpapan..
 
Ketika aku sedang menulis ini, aku sedang rehat dari waktu ngadvis-ku, tapi aku tetap duduk manis di workstation ku yang seperti kabin warnet ini. Biar kutebak, pasti di sana kamu sedang berkutat dengan setumpuk email-mu atau sedang berdebat dengan orang-orang Jepang itu atau juga sedang bicara berdua saja dengan Mas Ay*b. Hehehe.. Sedang apapun kamu di sana sayang, aku harap kamu masih (dan selalu) menyisipkan rasa rindu untuk aku di sini, wanita yang berjarak 1.426 KM dari sisimu.
 
Sayang, aku sudah pernah bilang, aku ikut #30HariMenulisSuratCinta. Hari ini ada tema tertentu tentang pertemuan pertama yang paling mengesankan. Seketika pikiranku melayang ke sekitar bulan November/Desember 2011 *padahal aku sedang menghitung kecukupan jaminan yang ruwet ini, masih bisa juga melayang sejauh itu. Hahaha..* Entah mungkin kamu lupa, tapi syukur2 masih ingat ya..
 
Hari itu aku sedang di SKM Balikpapan, rapat, rapat apa aku lupa. Waktu itu aku izin ke toilet, dalam perjalanan aku membuka Blackberry *yang aku beli dari gaji pertamaku yang sekarang sudah usang dan pensiun*. Ada notification facebook “Adhi Pradityo menulis di dinding Anda”. Isinya :
“Halo Bu Dian piye kabare? Bla… blaa.. blaa…” *ah aku lupa terusannya apaaa..*
 
Itu kali pertamanya kita ngobrol kembali setelah sekian lama. Beberapa tahun setelah pacar temanku bilang “Dian, nih ada temen gue namanya Adhi, add gih facebooknya. Adhi Pradityo!”. Entah mengapa aku nurut sama si *sebutlah* Nomo itu. Kesan pertama ketika aku melihat profil picture mu adalah “wow keren juga.. Aaaakkkhhhhh dia bisa main gitar *meleleh*”. Berselang beberapa hari/minggu kemudian, aku mampir lagi ke facebookmu ternyata profil picture nya sudah ganti, lalu aku bergumam “Aaaaaaarrrkkkkkkkhhhhhh udah punya pacar *kemudian hancur hatiku*”. Hahahahaha.. ngapain juga hancur, toh pada saat itu aku juga punya pacar. Tapi entah mengapa hatiku agak tersayat sedikit setelah mengetahui kalau kamu punya pacar.
 
Hari berganti, bulan pun mengikuti dan tahun pun tak mau tertinggal untuk berganti..
Kala itu, senang hatiku akhirnya aku terkoneksi kembali dengan orang yang aku kagumi secara diam-diam itu. Hubunganku dengan pacar terdahulu sudah berakhir, tapi aku sedang dekat dengan teman SD ku. Tapi pesonamu sungguh tak bisa ku lawan. Aku lemah. Aku mencari pin bb mu. Agar kita bisa terkoneksi lebih intim lebih dari sekedar tulisan di dinding laman facebook itu. And yuhuuuuu, finally kita bisa ngobrol sesering mungkin di bbm *riang,gembira,girang tak terkira*
 
Malam itu sayang, kita sedang berbincang di bbm, akrab sekali. Padahal kita belum pernah bertemu muka sekalipun. Ketika itu entah apa yang kita obrolkan. Tapi berujung ke “minta nomor telepon dong”.
Ingat tidak sayang? Waktu itu aku memberikan nomor teleponku 081697516346x. Satu angka aku samarkan. “Angka terakhir tebak sendiri ya!”, kataku. Dan kamu tanpa perlawanan yang berarti langsung mengiyakan. Dan taraaaaaa, tak sampai 1 menit handphone ku berbunyi, dari nomor yang tidak dikenal.
 
“Hallo”
 
“Dian?”
 
“Iya.”
 
“Ini Adhi.”
 
Waaaakkkkkkkkk…berdebar-debar jantungku sayang waktu itu, andai kamu tahu. Tanganku bergetar karena riang. Sel-sel otakku menari-nari, samba mungkin. Mataku terpejam dalam-dalam menahan teriakan karena waktu itu sudah larut malam. Selintas hatiku berkata “Dia bisa nebak nomernya secepat ini. Apakah dia jodoh gue? Aaakkhhh..” Ahhh sayang, apakah waktu itu kamu juga begitu?
 
Malam itu, kita telponan sampai jam 4 pagi. Ingat tidak sayang? Thesis-mu, cashflow, Pandji, Fitrop jadi topic utama malam itu. Malam dimana suara kita saling bertemu di udara untuk pertama kalinya. Malam dimana telingaku dimanjakan oleh suara yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Otakku membayangkan wajahmu, wajah yang hanya lihat dalam foto saja. Mengira-ngira, menerka seperti apa wajah aslimu kira-kira.
 
Sayang, Indonesia ini luas sekali ya. Saking luasnya membuat kita tidak bisa bersua secara leluasa. Lautan luas memisahkan kita. Kita tak bisa kopi darat selayaknya ABG yang baru berkenalan via dunia maya. Tapi itu tak jadi masalah buat kita sayang..
 
Aku pulang..
Ke tanah yang sama denganmu, agak jauh lagi memang. Tapi setidaknya berada dalam hamparan yang sama, tidak sejauh aku dan kamu ketika weekdays. Mungkin kamu juga senang ya sayang *semoga begitu, semoga aku gak GR*. Kita janjian bertemu di bandara.. Yeaaayyyy!!!!
 
Pesawatku sudah landing. Aku menghubungimu..
“Just landed..”
“Wah udah landing? Aku masih jauh dari bandara, macet banget. Tunggu ya..”
                Waduhhh masih jauh, aku mau saja sih menunggu. Pasti aku tunggu sampai kapanpun.. Tapi bus travel menuju Bandung tak bisa menunggu. Dag dig dug… keburu gak ya.. keburu gak ya.. Hatiku hanya bisa bergumam pada Tuhanku, semoga penantian ini tak sia-sia.
 
“Masih jauh gak? Aku udah beli tiket primjas nih. Eh aku laper, aku tunggu di So***** ya.”
“oke. Insya Allah sebentar lagi. Semoga keburu ya.”
 
Aku memesan nasi capcay sambil terus menatap kesebelah kiri. Panik, berharap sesosok laki-laki yang aku tunggu sejak tadi muncul. Perut lapar tapi hati tak tenang adalah alat ampuh untuk mengusir nafsu makan.
Tiba-tiba muncul sesosok tubuh tinggi berkacamata dan berjaket biru. Aku ingin menatap tapi ku putuskan untuk pura-pura tak melihat sampai kamu datang ke arahku.
“Dian?”
“Adhi?”
 
Malam itu akhirnya aku melihat wajahmu secara live. Hahahahaha… Terkaanku tak sepenuhnya benar tapi tak sepenuhnya salah. Kita berdua kikuk, salah tingkah…
 
Tapi sayang, dari pertemuan pertama kita yang lucu itu aku tak pernah menyangka…
Bahwa kamu adalah pria yang ditunggu-tunggu oleh ibuku yang bilang “tante, saya mau melamar anak tante..”
Bahwa kamu adalah pria yang akhirnya membawa seluruh keluargamu ke rumahku untuk menyematkan cincin di jari manis kiri ku.
Bahwa kamu adalah pria yang ada di sampingku dala foto-foto pre wedding-ku.
Dan akhirnya kamu adalah satu-satunya pria dalam hidupku yang mengucap ijab Kabul atas diriku di hadapan Tuhan, keluarga besar dan sahabat-sahabat kita.
 
Sayang..
Kelak jika kamu marah padaku dan terlampau marah, ingatlah pertemuan pertama kita yang tak terduga ini. Walaupun aku 1.426 KM jauh dari sisimu. Tapi kamu tak berjarak di hatiku..
 

Kota Minyak, 04 Feb 2015

Istrimu.

2 komentar:

Santril mengatakan...

me want more! me want more!
hihi..karek apal cerita lengkapnya sis..


lanjutkan!^_^

Budian's pages mengatakan...

Neneee.. Mengharukan bukannn? Wkwkwkwk...

Posting Komentar

 

dian's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea