Rabu, 25 Februari 2015

Sayang, Aku Pulang

Diposting oleh Budian's pages di 13.47
Balikpapan, siang hari setelah makan siang dan sangat ngantuk.

Ketika aku tulis surat cinta yang ke sekian kalinya ini, aku masih dalam keadaan terhenyak karena kejadian semalam. Aku telepon kedua ibuku, bukan untuk menanyakan/mengabari hal yang biasa tapi untuk sesuatu yang mereka nanti-nantikan dan mereka doakan selama ini.

Pertama, aku menelepon ibu kandungku, mamah. Awalnya kami hanya mengobrol biasa, girl's talk. Lalu obrolan mengerucut dan sampailah aku pada kabar "Mamah, aku akan pulang". Terdengar jelas suara kebahagiaan "Alhamdulillah" dilanjutkan dengan celotehan khasnya yang terdengar sangat bersemangat. Mau tidak mau, aku yang asalnya biasa-biasa saja jadi ikut bersemangat juga. Kami membicarakan hal-hal yang bisa kami lakukan setelah aku pulang nanti. Terima Kasih Tuhan, aku masih bisa mendengar tawa gembira ibuku yang sudah berjuang banyak untukku.

Kemuadian, aku menelepon ibu mertuaku, ibumu. Kalimat awalku setelah mengucap salam adalah "ibu, lagi apa?". Ya, seperti biasa kegiatannya ibu malam2 adalah menonton 7 Manusia Harimau. Hehehe.. Karena kami jarang bertelepon kalau gak urgent banget, makanya Ibu waktu itu agak heran, ada apa menelepon, tumben, nadanya agak panik. Aku bingung harus berkata apa, karena tiba-tiba aku jadi terharu sedikit menahan tangis. Makanya aku sudah tidak bisa basa basi lagi. Aku luncurkan kalimat "Bu, suratnya sudah ada, aku akan pulang, Bu". Aku menyadari kepulanganku terbuat dari doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang disekelilingku, termasuk ibu tentunya. Tidak hanya doa, beliau berkontribusi langsung atas kepulangan ku ini. Karenanya aku berkata "Terima kasih bantuan dan doa2nya ya Bu", masih sambil menahan tangis. Seketika ibu bilang dengan menahan tangisnya, "Alhamdulillah..".. Kemudian telepon mati. Mungkin Ibu sudah tak kuasa untuk menahan tangis bahagianya. Terima Kasih Tuhan, karena Engkau masih memberikan kesempatan padaku untuk menangis bahagia dengan Ibu yang telah melahirkan kekasihku.

Sayang, sudah lewat 2 purnama kita berjauhan. Kita bertemu hanya untuk berpisah lagi. Bandara jadi saksi bisu perjuangan kisah cinta kita. Tembok kost-an menjadi sandaran ketika kita sedang menangis menahan rindu, tak jarang pula ketika kita sedang bertengkar kecil. Handphone menjadi alat tatap muka kita, menghubungkan dunia kita yang berjauhan.

Sampai pada saat cinta kita sudah dipersatukan dihadapan Tuhan, tapi fisik kita masih harus berjarak. Kadang aku bertanya harus sampai berapa purnama lagi yang aku lewati tanpa bisa memelukmu setiap saat. Kamu sedih tidak, sayang?
Kalau kamu tanya aku, aku sedih sekali. Banyak pertengkaran terjadi, kadang penyesalan juga muncul. Kita hidup dengan iba orang lain yang selalu menghampiri. Kasian ya, jauhan.. Begitu ujar mereka.

Sayang,
Dibalik kesedihan ini, aku menyisipkan satu kebanggaan padamu. Dari sini aku tau, bahwa kamu adalah lelaki hebat, yang memang dirancang Tuhan untuk menemani masa dewasa ku ini. Dewasaku ini tidak mudah, maka Tuhan mengirimkan kamu untuk menemani dan membimbingku. Walau jauh, kamu tetap menjadi milikku, tetap sabar menungguku, tetap mau bangun dini hari dan pergi ke bandara hanya untuk bertemu aku walaupun kurang dar 2x24 jam. Ah sayang, kamu super. Kamu hebat. Tak semua laki-laki bisa sepertimu. Kamu luar biasa. Aku tak heran, karena kamu lahir dari orang tua yang luar biasa. Kamu mewarisi kesuperan mereka, sayang. Dan aku bangga bisa menjadi pendamping lelaki super sepertimu.
Kesalahan yang kamu perbuat hanyalah sebuah bukti bahwa kamu adalah manusia biasa. Kamu bukan malaikat yang tanpa cela. Aku sadar itu. Tak apa berbuat salah, asal kamu tahu batasan-batasannya. Tak apa berbuat salah, asal jangan sengaja mengulanginya lagi. Tak apa berbuat salah, asal kamu selalu disampingku dan mengingatkan aku ketika aku berbuat salah.

Sayang,
Selalu ada harga dari sebuah pengorbanan dan selalu ada hasil dari sebuah perjuangan. Sabar dan kerja keras tak akan mengkhianatimu. Tuhan kita baik sekali sayang, Dia menggenggam doa-doa kita, mengumpulkan harapan kita, kemudian di waktu yang tepat Dia mengembalikan pada kita. Ahhh Tuhan, maafkan jika aku banyak mengeluh. NikmatMu luar biasa, Tuhan. Semoga Engkau selalu beserta kita, selalu menggenggam doa kita dan mengembalikannya lagi pada kita. Aamiin.

Sayang,
Terima kasih atas kesabarannya. Aku akan pulang, sayang. Dan percayalah, aku tak akan pergi lagi. Aku tak akan membiarkan kamu tidur sendirian lagi, makan sendirian dan beraktivitas sendirian.
Siap-siap ya sayang.. Akan selalu ada senyumanku di saat kamu pertama kali kamu membuka matamu di awal hari. Akan selalu ada ocehanku sesaat sebelum kamu tidur. Dan akan ada macam-macam hal tentang aku di kehidupanmu setiap harinya.

Terima kasih untuk keluarga dan teman-teman yang selalu mendoakan. Orang-orang yang baru saya kenal, ngonrol selintas kemudian mendoakan juga, terima kasih. Mungkin doa salah satu dari kalian lah yang dikabulkan Allah. Terima kasih pihak-pihak yang sudah membantu, diteror dan direpotkan. Semoga kebaikan dan keselamatan selalu beserta kalian. 

Sayang,
Tunggu ya..
Aku akan pulang..
Sabar, tunggu aku 14 hari lagi, bisa kurang atau bahkan lebih..
Siapkan senyuman terbaikmu dan mimik muka tertampanmu untuk menyambutku..
Siapkan pelukan terhangat untuk menyambutku..
Siapkan tatapan penuh kasih untuk menyambutku..

Sayang, aku pulang..
Tunggu aku.

*30HariMenulisSuratCinta

1 komentar:

Santril mengatakan...

aku terhura ih bacana...selamat ya sayang..semoga kurang dari 14 hari ya pindahannya

cup muah


*terhura : campuran terharu dan bahagia :D

Posting Komentar

 

dian's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea