Rabu, 25 Februari 2015

Sayang, Aku Pulang

Diposting oleh Budian's pages di 13.47 1 komentar
Balikpapan, siang hari setelah makan siang dan sangat ngantuk.

Ketika aku tulis surat cinta yang ke sekian kalinya ini, aku masih dalam keadaan terhenyak karena kejadian semalam. Aku telepon kedua ibuku, bukan untuk menanyakan/mengabari hal yang biasa tapi untuk sesuatu yang mereka nanti-nantikan dan mereka doakan selama ini.

Pertama, aku menelepon ibu kandungku, mamah. Awalnya kami hanya mengobrol biasa, girl's talk. Lalu obrolan mengerucut dan sampailah aku pada kabar "Mamah, aku akan pulang". Terdengar jelas suara kebahagiaan "Alhamdulillah" dilanjutkan dengan celotehan khasnya yang terdengar sangat bersemangat. Mau tidak mau, aku yang asalnya biasa-biasa saja jadi ikut bersemangat juga. Kami membicarakan hal-hal yang bisa kami lakukan setelah aku pulang nanti. Terima Kasih Tuhan, aku masih bisa mendengar tawa gembira ibuku yang sudah berjuang banyak untukku.

Kemuadian, aku menelepon ibu mertuaku, ibumu. Kalimat awalku setelah mengucap salam adalah "ibu, lagi apa?". Ya, seperti biasa kegiatannya ibu malam2 adalah menonton 7 Manusia Harimau. Hehehe.. Karena kami jarang bertelepon kalau gak urgent banget, makanya Ibu waktu itu agak heran, ada apa menelepon, tumben, nadanya agak panik. Aku bingung harus berkata apa, karena tiba-tiba aku jadi terharu sedikit menahan tangis. Makanya aku sudah tidak bisa basa basi lagi. Aku luncurkan kalimat "Bu, suratnya sudah ada, aku akan pulang, Bu". Aku menyadari kepulanganku terbuat dari doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang disekelilingku, termasuk ibu tentunya. Tidak hanya doa, beliau berkontribusi langsung atas kepulangan ku ini. Karenanya aku berkata "Terima kasih bantuan dan doa2nya ya Bu", masih sambil menahan tangis. Seketika ibu bilang dengan menahan tangisnya, "Alhamdulillah..".. Kemudian telepon mati. Mungkin Ibu sudah tak kuasa untuk menahan tangis bahagianya. Terima Kasih Tuhan, karena Engkau masih memberikan kesempatan padaku untuk menangis bahagia dengan Ibu yang telah melahirkan kekasihku.

Sayang, sudah lewat 2 purnama kita berjauhan. Kita bertemu hanya untuk berpisah lagi. Bandara jadi saksi bisu perjuangan kisah cinta kita. Tembok kost-an menjadi sandaran ketika kita sedang menangis menahan rindu, tak jarang pula ketika kita sedang bertengkar kecil. Handphone menjadi alat tatap muka kita, menghubungkan dunia kita yang berjauhan.

Sampai pada saat cinta kita sudah dipersatukan dihadapan Tuhan, tapi fisik kita masih harus berjarak. Kadang aku bertanya harus sampai berapa purnama lagi yang aku lewati tanpa bisa memelukmu setiap saat. Kamu sedih tidak, sayang?
Kalau kamu tanya aku, aku sedih sekali. Banyak pertengkaran terjadi, kadang penyesalan juga muncul. Kita hidup dengan iba orang lain yang selalu menghampiri. Kasian ya, jauhan.. Begitu ujar mereka.

Sayang,
Dibalik kesedihan ini, aku menyisipkan satu kebanggaan padamu. Dari sini aku tau, bahwa kamu adalah lelaki hebat, yang memang dirancang Tuhan untuk menemani masa dewasa ku ini. Dewasaku ini tidak mudah, maka Tuhan mengirimkan kamu untuk menemani dan membimbingku. Walau jauh, kamu tetap menjadi milikku, tetap sabar menungguku, tetap mau bangun dini hari dan pergi ke bandara hanya untuk bertemu aku walaupun kurang dar 2x24 jam. Ah sayang, kamu super. Kamu hebat. Tak semua laki-laki bisa sepertimu. Kamu luar biasa. Aku tak heran, karena kamu lahir dari orang tua yang luar biasa. Kamu mewarisi kesuperan mereka, sayang. Dan aku bangga bisa menjadi pendamping lelaki super sepertimu.
Kesalahan yang kamu perbuat hanyalah sebuah bukti bahwa kamu adalah manusia biasa. Kamu bukan malaikat yang tanpa cela. Aku sadar itu. Tak apa berbuat salah, asal kamu tahu batasan-batasannya. Tak apa berbuat salah, asal jangan sengaja mengulanginya lagi. Tak apa berbuat salah, asal kamu selalu disampingku dan mengingatkan aku ketika aku berbuat salah.

Sayang,
Selalu ada harga dari sebuah pengorbanan dan selalu ada hasil dari sebuah perjuangan. Sabar dan kerja keras tak akan mengkhianatimu. Tuhan kita baik sekali sayang, Dia menggenggam doa-doa kita, mengumpulkan harapan kita, kemudian di waktu yang tepat Dia mengembalikan pada kita. Ahhh Tuhan, maafkan jika aku banyak mengeluh. NikmatMu luar biasa, Tuhan. Semoga Engkau selalu beserta kita, selalu menggenggam doa kita dan mengembalikannya lagi pada kita. Aamiin.

Sayang,
Terima kasih atas kesabarannya. Aku akan pulang, sayang. Dan percayalah, aku tak akan pergi lagi. Aku tak akan membiarkan kamu tidur sendirian lagi, makan sendirian dan beraktivitas sendirian.
Siap-siap ya sayang.. Akan selalu ada senyumanku di saat kamu pertama kali kamu membuka matamu di awal hari. Akan selalu ada ocehanku sesaat sebelum kamu tidur. Dan akan ada macam-macam hal tentang aku di kehidupanmu setiap harinya.

Terima kasih untuk keluarga dan teman-teman yang selalu mendoakan. Orang-orang yang baru saya kenal, ngonrol selintas kemudian mendoakan juga, terima kasih. Mungkin doa salah satu dari kalian lah yang dikabulkan Allah. Terima kasih pihak-pihak yang sudah membantu, diteror dan direpotkan. Semoga kebaikan dan keselamatan selalu beserta kalian. 

Sayang,
Tunggu ya..
Aku akan pulang..
Sabar, tunggu aku 14 hari lagi, bisa kurang atau bahkan lebih..
Siapkan senyuman terbaikmu dan mimik muka tertampanmu untuk menyambutku..
Siapkan pelukan terhangat untuk menyambutku..
Siapkan tatapan penuh kasih untuk menyambutku..

Sayang, aku pulang..
Tunggu aku.

*30HariMenulisSuratCinta

Minggu, 22 Februari 2015

Untuk Laki-Laki Pemetik Gitar

Diposting oleh Budian's pages di 10.37 0 komentar

Selamat pagi Ibukota Kabupaten Bogor..
Selamat pagi suara merdu petikan gitar yang merasuk kalbu..

Suara petikan gitar itu masuk ke telingaku pagi ini. Memanjakan gendang telinga ini yg sejak kemarin sudah penat dengan suara kendaraan yang lewat

Adalah seorang laki-laki yang memetik kumpulan senar gitar itu menjadi sebuah nada. Nada yang membawaku pada sebuah harapan. Aaahhh..seandainya dia merangkai nada itu untuk aku. Seorang wanita yg memang haus akan romantisme namun hanya bisa tenggelam dalam (hanya sebatas) kode-kode belaka.

Untuk laki-laki pemetik gitar..
Mungkin aku bukan wanita yang engkau persembahkan sekumpulan nada yang engkau mainkan dengan gitarmu.
Mungkin aku bukan wanita yang bisa membangkitkan rasa romantismemu.
Mungkin telah ada wanita yang lebih beruntung dari aku, wanita di kehidupanmu dahulu yang engkau persembahkan padanya nada-nada indah dari petikan gitarmu lengkap dengan lirik-lirik romantis.

Untuk laki-laki pemetik gitar..
Tak apa jika kesempatan indah itu sudah jatuh ke tangan wanita yang lain.
Aku tak akan menuntutmu agar engkau memetik gitar dengan lirik romantis dan dengan sorotan mata penuh kasih ke arahku.

Yang perlu engkau tahu, suara petikan gitarmu yang random itu, sudah cukup membuatku bahagia.
Telingaku sudah cukup bahagia mendengarnya.
Hatiku sudah cukup dipenuhi rasa cinta untukmu yang semakin besar.

Untuk laki-laki pemetik gitar..
Tak apalah jika aku hanya bisa berharap semoga suatu saat, engkau memainkan gitarmu untuk aku, hanya untuk aku.. Tentu saja lengkap dengan lirik romantis dan tatapan hangat penuh cinta ke arahku.
Suatu saat..
Aku akan menunggu..

-Aku-
Wanita yang mengagumi suara petikan gitarmu dari ruang sebelah

#30HariMenulisSuratCinta

Selasa, 17 Februari 2015

Aku Tak Suka Jauh Darimu

Diposting oleh Budian's pages di 11.56 0 komentar
Untuk teman hidupku..

Hai sayang.. Rasanya lama sekali ya kita tidak bertemu, bertatapan langsung, menyentuhmu, bertukar pikiran denganmu. Padahal baru 2 hari saja kita berpisah. Jarak ini, perjalanan jauh, pertemuan dan perpisahan memang sudah sering kita lakoni, namun entah mengapa pertemuan dan perpisahan yang sudah kita jalani mungkin puluhan sampai ratusan kali ini rasanya seperti pertama kali...

Rasa senang, deg2an, kadang salah tingkah masih sering aku alami ketika akan bertemu denganmu. Sedih, bete, ingin menangis, ingin marah pada Tuhan masih sering (ingin) aku lakukan ketika aku akan berpisah denganmu.

Semoga ya sayang, pertemuan dan perpisahan yang kita lakoni ini akan selalu "me-reload" rasa cinta kita satu sama lain. Cinta kita tak pernah bosan, karena selalu menanti saat bertemu. Cinta kita tak akan lemah karena sudah terlalu sering dicambuki rasa sakit karena rindu yang menggebu. Cinta kita akan luar biasa, karena apa yang kita lakoni sangatlah tidak biasa.

Sayang, aku harap kamu tahu aku tak suka jauh darimu.
Aku tak suka jauh darimu karena..
Aku merasa kehilangan perhatianmu ketika kamu tidak berada di dekatku
Aku merasa kehilangan waktu untuk mengenalmu lebih dalam lagi
Aku merasa kehilangan perasaan bahagia karena aku merasa tidak bisa membahagiakanmu

Aku tak suka jauh darimu karena..
Aku pencemburu..
Teman-temanmu lebih punya banyak waktu bersamamu ketimbang aku
Social media dan teman-temanmu di dalamnya lebih sering berinteraksi dan mendapat perhatianmu ketimbang aku
Pekerjaan, customer dan email-emailmu lebih menyita pemikiranmu ketimbang aku

Seperti kata meme polwan yang sedang hits saat ini :
Di situ kadang saya merasa sedih
:))

Iya sayang, aku sedih.
Maafkan ketidaksempurnaanku
Maafkan atas semua tuntutanku
Aku mencintaimu sepanjang doa yang tak pernah putus aku utarakan pada Tuhanku

Baik-baik di sana sayang.
Tunggu aku pulang.

Love,
Your sweetest weekend

*30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 13 Februari 2015

Aku Benci Diriku Sendiri

Diposting oleh Budian's pages di 14.54 1 komentar
Pagi ini aku bangun dengan diiringi satu bayangan tentang sesuatu yang aku benci.
Sesuatu yang sesungguhnya tidak ingin aku ingat-ingat lagi, tapi dia selalu bergelayut dalam pikiranku ini.
Sulit sekali mengabaikannya, apalagi menghilangkannya.
Aku adalah perempuan kebanyakan.
Yang akan terluka jika apa yang diyakininya ternyata sebutlah 'salah'.

Aku benci diriku sendiri karena aku salah.
Aku benci diriku sendiri karena setelah itu aku seperti hilang.
Aku marah.
Teramat sangat marah sehingga tak ada satu suarapun yang keluar dari mulutku, kecuali suara tangisan.

Aku benci karena selalu mengingatnya.

Kepada kamu sang pembahagia.
Bantu aku agar aku bisa lebih menghargai diriku sendiri.
Bantu ingatkan aku kalau aku sama sekali tidak seperti apa yang aku pikirkan.

Kepada kamu sang pembahagia
Bawa aku kembali ke kebahagiaan yang sempat engkau janjikan..

*30HariMenulisSuratCinta

Rabu, 11 Februari 2015

Ternyata Kita Sekuat Ini

Diposting oleh Budian's pages di 14.32 2 komentar
Untuk sahabat ABG-ku, @santril aka santi trilina aka nene

Dear Santril, Assalamualaikum..
Semoga kamu sekeluarga selalu dilimpahi rahmat dan keselamatan oleh Allah SWT ya. Sedang apa? Coba ku tebak, pasti sedang di kantor, sedang sibuk atau sedang menonton film Korea? Hahahaha...
Santrilku sayang, ingat tidak pertama kalinya kita bertemu? Di Dimas Club yesss... Hahahaha... Ternyata kita sekelas dan setempat Les. Btw Pak Dimas apakabar ya? wkwkwkwk...

Baiklah, kita tinggalkan Pak Dimas.

Hari ini tema surat cintanya I Stand By You, ne. Entah kenapa tetiba aku ingat kamu. Berawal dari nyahut postingan Path, akhirnya nyahutin status BBM, kemudian kita menyadari bahwa kita sedang ada dalam situasi yang sama. Meskipun kita masing-masing gak tau sebenernya apa masalahnya, demi memegang teguh prinsip wanita solehah ya. Aku gak tau masalah kamu apa, dan kamu gak tau masalah aku apa. Yang jelas kita berdua sama2 sedang ada masalah dengan si U-Know-Who. Hahahahaha..

Aku tau rasanya..
Perihnya..
Sakitnya..
Rasa kecolongannya..
Rasa 'da apa atuh aku mah..'
Rasa 'kamu kok gitu sih'
Rasa 'aku gak nyangka'
Rasa 'kok aku mau sih sama kamu'

Semuanya, perasaan yang sering kita obrolkan, quotes yang sering kita bagi, wejangan yang sering kita share membuat aku lebih kuat lagi menghadapi semuanya. Semoga kamu juga begitu ya ne. Masalah kayak gini emang kayak simalakama, mau cerita gimana, gak cerita juga gimana, kita kan wanita, emang curhat adalah salah kebutuhannya, hihihihi..

Jadi ne.. Apapun masalahmu. Semoga bisa lebih menguatkan hubungan dengan si U-Know-Who ya. Masa lalu biarlah berlalu. Seperti yang kamu bilang, Time Will Heal. Yeahhhhh..itu bener banget. Yang lalu biarlah berlalu, tapi sesekali kita butuh melihat ke belakang. Agar kita tahu ne, kalau kita pernah sekuat itu.

Ya, dengan apa yang telah kamu dan aku alami (apapun itu) ternyata kita bisa sekuat ini ya. Tetep bisa haha hihi walaupun hati perih. Tetep bisa kerja, bisa eksis di sosmed dll. Yaaaaa neeee mari kita merayakan kekuatan kita!!!! Gangguan macam gini emang bikin kita lemah dan galau di satu sisi tapi di sisi lain percaya deh, kita udah naik kelas, naik level!!!!! Hahahaha...

Semoga masa2 kelam itu gak terulang ya. Semoga hidup kita ke depannya lebih indah, bisa nyicil mimpi kita satu per satu bersama si U Know Who. Semoga pikiran kita dijauhkan dari ingatan2 yang bikin kesel dan bete. Semoga air mata yang udah jatuh jadi peggugur dosa kita dan jaminan kebahagiaan ya kalau gak di dunia Insya Allah di akhirat Allah bakal kasih. Aamiin. Kita adalah wanita setronggg ne.. wkwkwkwkwk..

Sama seperti ujian praktek fisika bersama Pak Heri waktu itu, naik turun gunung lewati lembah, susah, merana, capek tapi akhirnya kita lulus juga bukan. Hehehe.. Insya Allah pemandangan di depan jauh lebih indah. Semangattttt!!!!!!!!!!!

Ternyata Kita Sekuat Ini ya, Ne!!!


Piss, love n gaul
Absen 10 ^*^

Senin, 09 Februari 2015

Kepada Pria yang Setia Menemaniku dalam Jarak

Diposting oleh Budian's pages di 15.26 0 komentar
Kepada pria yang setia menemaniku dalam jarak...


Sore ini seperti biasa aku tenggelam dalam berkas-berkas pekerjaan yang menjenuhkan.
Aku diam di workstation-ku. Memandangi sekitar. Pemandangan yang sama sejak 3 tahun (lebih) yang lalu.
Ahhh..tak terasa sudah 3 tahun lebih aku bergelut dengan berkas-berkas ini, dengan orang-orang ini.
Aku jenuh, sayang.
Ketika aku pulang dari sini, tak ada peluk hangat kekasih, tak ada candaan sang adik atau hanya sekedar teh hangat buatan Ibu.
Sudah 3 tahun (lebih) aku bergelut dalam masalah yang harus aku selesaikan sendirian.

Kadang aku merasa bangga akan diriku.
Hei kalian, lihat aku.. Aku hebat!!! Aku kuat!! Aku bisa hidup tanpa orang-orang yang aku sayangi disekitarku.
Lihat aku!! Aku keren bukan? Aku mendapatkan berbagai pengalaman yang tak kalian bisa dapatkan. Aku tahu tentang sesuatu yang tak kalian tahu.
Aku mandiri. Aku independent. Aku bisa bertahan ditengah keadaan yang serba tak memungkinkan.

Aku tak tahu apakah aku bersalah sampai-sampai Tuhan menempatkan aku di sini.
Atau apakah Tuhan ingin mengajarkan sesuatu yang tidak aku ketahui sebelumnya?
Atau Tuhan ingin menaikkan level kekerenanku?
Sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu maksud dari semua ini.
Aku yang hanya makhluk, bisa apa selain menerima, ikhlas.

Perlahan aku belajar tentang hikmah.
Ya, aku belajar tentang hikmah.
Sudah aku temukan?
Tentu saja, sudah tapi belum semua. Masih ada misteri dibalik ini semua yang harus aku ungkap.
Atau, sudah lah, jangan kepo biarkanlah menjadi rahasia Tuhan yang hanya bisa aku rasakan.

Kepada pria yang setia menemaniku dalam jarak..
Dulu, aku tak terlalu ambil pusing tentang jarak yang mendera ini.
Toh, aku tetap menjadi aku.
Mereka tetap teman-temanku.
Keluargaku tetap keluarga yang mendoakan aku walaupun aku berjarak dengan kehidupan normalku.
Namun, setelah ada kamu, semua menjadi tak sama.
Perlahan keluhan yang sempat muncul namun tenggelam itu, kembali mencuat ke permukaan.
Menjadi lebih besar dan semakin besar.
Perlahan namun pasti aku bahagia, perlahan namun pasti juga bahagia itu juga menjadi luka yang menganga.

Kadang aku iri dengan teman-temanmu.
Mereka bisa leluasa melihat wajahmu, menyentuhmu, bertukar pandang denganmu, setiap hari..
Kadang aku iri dengan mantan kekasihmu
Mereka dulu tak pernah berjarak denganmu, bisa merasakan hangat cintamu setiap saat tanpa merasa risih, tanpa merasakan luka yang berarti
Ya, aku iri dengan mantan kekasihmu..
Aku akui itu, dan tak akan pernah aku pungkiri.

Kadang aku mempertanyakan,
Kenapa kamu memilihku, perempuan yang berjarak 1.426 KM jauhnya dari sisimu.
Bukan untuk 1 hari atau 2 hari.tapi sudah 2 tahun lewat, sayang.
Dan entah sampai kapan...

Awalnya aku bangga, akan diriku, akan dirimu juga.
Ini suatu prestasi yang memang harus dirayakan.
Kamu hebat, bisa bertahan sejauh ini.
Dan ya, aku juga hebat, sangat. Karena bisa mempertahankan kesetiaanku pada 1 pria yang fisiknya tak selalu ada di dekatku.

Kadang aku malu pada Ibumu, pada keluargamu.
Sekilas aku membuatmu menjadi tidak normal.
Tidak normal?
Ya, tidak normal. Apakah kamu masih merasa normal dengan keadaan ini?
Namun, mereka bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Aku hanya perlu berfokus pada tanggung jawabku di sini.
Ahhh..terimakasih keluargamu..

Kepada pria yang setia menemaniku dalam jarak..
Kegalauan ini tak pernah bisa berlari dari benakku. Mereka stuck dan seolah betah membayang-bayangiku.
Keselahan kecil seujung kotoran kuku pun menjadi seolah-olah besar seperti lubang neraka yang selalu aku ungkit.
Itu kelemahanku.
Kelemahan terbesarku.
Aku benci dengan semua itu. Tapi tak bisa ku lawan, karena aku berjuang sendirian.
Kadang aku mempertanyakan di mana kamu? Aku butuh kamu..
Kadang aku juga ingin amnesia.
Aku ingin mengulang semua dari awal...

Tapi waktu tak bisa diputar.
Berjanjilah tak akan mengulangi kesalahan, aku juga begitu.. *setidaknya aku akan berusaha
Berjanjilah untuk menanggalkan seluruh perasaan lamamu, tinggalkanlah di tempat sampah seseorang di Benua Antartika sana, agar kau tak tertarik lagi untuk mengambilnya karena di sana begitu dingin.
Aku pun begitu sayang, sudah kubakar perasaaan lamaku bersama mercon-mercon dan kembang api tahun baru sudah lama sekali. Mereka sudah menjadi abu. Abunya pun hilang terbawa angin dan menguap hilang begitu saja. Sudah tidak ada...

Kepada pria yang setia menemaniku dalam jarak
Bertahanlah..
Aku mohon.
Sebentar lagi aku pulang :)


30HariMenulisSuratCinta




Minggu, 08 Februari 2015

Surat Cinta untuk Bocil

Diposting oleh Budian's pages di 17.46 0 komentar
Assalamualaikum Boc,

Lagi apa? Selintas aku baca di timeline Path-ku, kamu sedang hang out yes? It's oke Boc.. Take your time!!
Bocil, my only brother, cuma kita berdua aja yes yang tau asal muasal kata Bocil. Hahahaha... Jangan sampai orang lain tau ya Boc, ngerakeun, kalau orang Jerman Barat bilang.

Boc, sesungguhnya untaian kata ini adalah perwakilan dari rasa bersalah dan rasa rindu dari seorang kakak yang sesungguhnya sangat menyayangimu. Tahu tidak Boc? Namamu selalu ada dalam doaku. Aku yang mungkin menurutmu menyebalkan ini selalu meminta pada Tuhan kita agar kamu selalu dikuatkan dalam menghadapi hari-harimu.

Maafkan aku, jika mungkin aku tak sempat mengetahui seperti apa hari-harimu. Bagaimana kuliahmu, bagaimana teman-temanmu, bagaimana perasaanmu. Maafkan aku jika aku tidak selalu ada disampingmu untuk mendengarkan keluh kesahmu. Maafkan aku jika aku tidak sempat menjadi selayaknya seorang kakak.

Tahukah kamu Boc? Mungkin aku jarang mempertanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahu tidak Boc, aku selalu memikirkanmu. Aku selalu membanggakanmu di depan siapa saja teman bicaraku.

Kadang aku rindu sekali berbicara denganmu, rebutan remote, becanda gak penting, jalan-jalan, makan bareng. Maafkan aku Boc, aku harus pergi jauh.. Sebenarnya aku ingin sekali ada disebelahmu di setiap fase kehidupanmu. Aku ingin jadi satu2nya orang yang kau percayai untuk menyimpan semua kisahmu. Tapi mungkin belum sempat ya Boc..

Selamat bertumbuh dewasa ya adikku sayang.
Ingatlah, hidupmu masih panjang. Jangan disia-siakan. Belajarlah jika waktunya harus belajar. Bergaulah bersama teman-temanmu jika kamu merasa penat. Jatuh cintalah pada orang yang tepat.
Jika kamu merasa hidup ini jahat, tak adil dan membuatmu sedih, dont give up!!!

Ya sudah dulu ya Boc, sudah hampir jam 6. Surat cintanya harus dikumpul jam 6. Aku tak bisa membayangkan, mungkin kamu akan "getek" ketika tahu surat ini atau kamu akan berkata "naon sih". Entahlah,, tapi terserah apa reaksimu, yang penting aku sudah menyampaikan apa belum sempat aku sampaikan. Baiklah Boc, sampai ketemu ya, entah kapan.. Tapi semoga tidaklama lagi...
Be a good boy ya Boc..

Untuk adikku satu2nya, Ilham Muhamad Lufi.

Love,
Kakak yang terlalu malu untuk bilang aku sayang kamu-
 

Sabtu, 07 Februari 2015

Dear Mamah.,

Diposting oleh Budian's pages di 17.27 0 komentar

Dear Mamah..

Assalamualaikum Mah, semoga keselamatan dan keberkahan selalu besertamu. Aku hanya ingin mengatakan apa yg tak bisa aku sampaikan secara langsung *terlalu malu lebih tepatnya*.

Hatur nuhun Mah, buat semua pengorbanan, keringat, tawa dan air mata. Semakin dewasa aku semakin menyadari peran dan fungsi seorang Ibu bagi anak2nya. Tapi sayangnya, semakin dewasa aku semakin tak punya banyak waktu untuk merasakan langsung peran dan fungsi itu.

Maafkan aku Mamah. Untuk semua kesalahan sudah tentu, yg kumaksud untuk semua moment yg banyak terlewatkan bersamamu.
Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih ingin bermanja2 bersamamu. Makan masakanmu, tidur dipangkuanmu dan cerita ngalor ngidul bersamamu di ruang TV.

Terima kasih atas keikhlasanmu melepasku untuk melihat dunia. Dan juga terima kasih atas restumu melepasku pergi bersama pria yang aku cintai. Terima kasih juga karena engkau mencintai pria yg aku cintai.

Semakin aku dewasa, kita menjadi sangat jarang bertemu muka. Aku tahu kau mengkhawatirkan aku. Aku tau dalam setiap doamu, masih ada namaku kau sebut2. Aku sehat bugar di tanah rantau ini berkat doamu, Mah.

Biarkan Tuhan yang akan membalas semua jeri payah dan jasamu untuk kami, anak2mu.

Semoga Mamah bangga dengan setiap pilihan yang aku buat dalam hidupku.

Semoga aku bisa menjadi penyejuk hatimu, pembahagia hidupmu dan penyambung doamu. Seperti harapan yang selalu engkau minta pada Tuhan kita ketika aku masih di dalam perutku.

Usiaku hampir 27. Semoga aku bisa sekuat dirimu. Sesetia dirimu. Se-loveable dirimu.

Aku rindu.
Mungkin aku tak pernah mengatakannya langsung tapi percayalah, selalu ada namamu dlm setiap ibadahku. Selalu ada rindu yang tersisip dari sebrang sini.

Semoga barisan huruf2 ini bisa menyampaikan rinduku padamu, wahai pemberi energiku.
I love u more than u know.

Love,
Anakmu

#30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 06 Februari 2015

Teruntuk Kamu yang Sedang Kecewa

Diposting oleh Budian's pages di 17.33 0 komentar

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Aku sadar, lisan ini tak sepenuhnya bisa kujaga, bahkan untuk seseorang yang sangat berarti di dunia dan akhiratku.
Aku sadar, lisan ini terkungkung sudah terlalu lama, jadi ketika ia menemukan kebebasan, ia berlari terlalu kencang seolah marah pada rantai.
Aku sadar, kecerdasan emosi yg kumiliki masih sangat miskin.
Aku sadar aku sudah mengecewakanmu..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Aku memang tak profesional, berlindung dibalik "I'm on my period".
Aku mencari pembenaran untuk menguraikan hal2 yg tak pantas.
Aku mendapati diriku tak berarti, aku mengasihani diriku sendiri..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Mungkin kata maaf tak cukup untuk menyembuhkan lukamu.
Mungkin kata maaf menjadi sangat tak berarti untukmu.
Sekarang, aku merasakannya..
Aku merasakan yang kamu rasakan..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Bagaimana cara agar aku bisa mendapatkan senyumanmu kembali..
Bagaimana cara agar aku bisa mendapatkan sapaanmu kembali..
Aku lemah
Aku hilang
Aku bukan apa-apa
Jika tak ada senyum dan sapa meskipun hanya dalam bentuk kata..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Rasanya lidahku terlalu kelu untuk berkata2..
Aku terlalu merasa hina untuk terlalu banyak bicara..
Baiklah sayang, aku akan merajuk pada Tuhan ku..
Semoga Dia menyampaikan penyesalanku..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Ku harap kamu selalu tau, selalu ada rindu yg tersisip jauhhh di sebrang samudera dr tempatmu sekarang.
Ku harap kamu selalu tau, selalu ada rasa sayang tak berpamrih untukmu di tengah belantara kota minyak ini..

Teruntuk kamu yang sedang kecewa..
Aku mencintaimu..
Bahkan terlalu mencintaimu..

Hubungi aku segera, agar aku tahu, rindu dan cintaku masih menjadi bahan utama kehidupanmu..

-Aku-

#30HariMenulisSuratCinta

Rabu, 04 Februari 2015

Dian? Adhi?

Diposting oleh Budian's pages di 17.52 2 komentar

Assalamualaikum sayang,
Selamat sore waktu Balikpapan..
 
Ketika aku sedang menulis ini, aku sedang rehat dari waktu ngadvis-ku, tapi aku tetap duduk manis di workstation ku yang seperti kabin warnet ini. Biar kutebak, pasti di sana kamu sedang berkutat dengan setumpuk email-mu atau sedang berdebat dengan orang-orang Jepang itu atau juga sedang bicara berdua saja dengan Mas Ay*b. Hehehe.. Sedang apapun kamu di sana sayang, aku harap kamu masih (dan selalu) menyisipkan rasa rindu untuk aku di sini, wanita yang berjarak 1.426 KM dari sisimu.
 
Sayang, aku sudah pernah bilang, aku ikut #30HariMenulisSuratCinta. Hari ini ada tema tertentu tentang pertemuan pertama yang paling mengesankan. Seketika pikiranku melayang ke sekitar bulan November/Desember 2011 *padahal aku sedang menghitung kecukupan jaminan yang ruwet ini, masih bisa juga melayang sejauh itu. Hahaha..* Entah mungkin kamu lupa, tapi syukur2 masih ingat ya..
 
Hari itu aku sedang di SKM Balikpapan, rapat, rapat apa aku lupa. Waktu itu aku izin ke toilet, dalam perjalanan aku membuka Blackberry *yang aku beli dari gaji pertamaku yang sekarang sudah usang dan pensiun*. Ada notification facebook “Adhi Pradityo menulis di dinding Anda”. Isinya :
“Halo Bu Dian piye kabare? Bla… blaa.. blaa…” *ah aku lupa terusannya apaaa..*
 
Itu kali pertamanya kita ngobrol kembali setelah sekian lama. Beberapa tahun setelah pacar temanku bilang “Dian, nih ada temen gue namanya Adhi, add gih facebooknya. Adhi Pradityo!”. Entah mengapa aku nurut sama si *sebutlah* Nomo itu. Kesan pertama ketika aku melihat profil picture mu adalah “wow keren juga.. Aaaakkkhhhhh dia bisa main gitar *meleleh*”. Berselang beberapa hari/minggu kemudian, aku mampir lagi ke facebookmu ternyata profil picture nya sudah ganti, lalu aku bergumam “Aaaaaaarrrkkkkkkkhhhhhh udah punya pacar *kemudian hancur hatiku*”. Hahahahaha.. ngapain juga hancur, toh pada saat itu aku juga punya pacar. Tapi entah mengapa hatiku agak tersayat sedikit setelah mengetahui kalau kamu punya pacar.
 
Hari berganti, bulan pun mengikuti dan tahun pun tak mau tertinggal untuk berganti..
Kala itu, senang hatiku akhirnya aku terkoneksi kembali dengan orang yang aku kagumi secara diam-diam itu. Hubunganku dengan pacar terdahulu sudah berakhir, tapi aku sedang dekat dengan teman SD ku. Tapi pesonamu sungguh tak bisa ku lawan. Aku lemah. Aku mencari pin bb mu. Agar kita bisa terkoneksi lebih intim lebih dari sekedar tulisan di dinding laman facebook itu. And yuhuuuuu, finally kita bisa ngobrol sesering mungkin di bbm *riang,gembira,girang tak terkira*
 
Malam itu sayang, kita sedang berbincang di bbm, akrab sekali. Padahal kita belum pernah bertemu muka sekalipun. Ketika itu entah apa yang kita obrolkan. Tapi berujung ke “minta nomor telepon dong”.
Ingat tidak sayang? Waktu itu aku memberikan nomor teleponku 081697516346x. Satu angka aku samarkan. “Angka terakhir tebak sendiri ya!”, kataku. Dan kamu tanpa perlawanan yang berarti langsung mengiyakan. Dan taraaaaaa, tak sampai 1 menit handphone ku berbunyi, dari nomor yang tidak dikenal.
 
“Hallo”
 
“Dian?”
 
“Iya.”
 
“Ini Adhi.”
 
Waaaakkkkkkkkk…berdebar-debar jantungku sayang waktu itu, andai kamu tahu. Tanganku bergetar karena riang. Sel-sel otakku menari-nari, samba mungkin. Mataku terpejam dalam-dalam menahan teriakan karena waktu itu sudah larut malam. Selintas hatiku berkata “Dia bisa nebak nomernya secepat ini. Apakah dia jodoh gue? Aaakkhhh..” Ahhh sayang, apakah waktu itu kamu juga begitu?
 
Malam itu, kita telponan sampai jam 4 pagi. Ingat tidak sayang? Thesis-mu, cashflow, Pandji, Fitrop jadi topic utama malam itu. Malam dimana suara kita saling bertemu di udara untuk pertama kalinya. Malam dimana telingaku dimanjakan oleh suara yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Otakku membayangkan wajahmu, wajah yang hanya lihat dalam foto saja. Mengira-ngira, menerka seperti apa wajah aslimu kira-kira.
 
Sayang, Indonesia ini luas sekali ya. Saking luasnya membuat kita tidak bisa bersua secara leluasa. Lautan luas memisahkan kita. Kita tak bisa kopi darat selayaknya ABG yang baru berkenalan via dunia maya. Tapi itu tak jadi masalah buat kita sayang..
 
Aku pulang..
Ke tanah yang sama denganmu, agak jauh lagi memang. Tapi setidaknya berada dalam hamparan yang sama, tidak sejauh aku dan kamu ketika weekdays. Mungkin kamu juga senang ya sayang *semoga begitu, semoga aku gak GR*. Kita janjian bertemu di bandara.. Yeaaayyyy!!!!
 
Pesawatku sudah landing. Aku menghubungimu..
“Just landed..”
“Wah udah landing? Aku masih jauh dari bandara, macet banget. Tunggu ya..”
                Waduhhh masih jauh, aku mau saja sih menunggu. Pasti aku tunggu sampai kapanpun.. Tapi bus travel menuju Bandung tak bisa menunggu. Dag dig dug… keburu gak ya.. keburu gak ya.. Hatiku hanya bisa bergumam pada Tuhanku, semoga penantian ini tak sia-sia.
 
“Masih jauh gak? Aku udah beli tiket primjas nih. Eh aku laper, aku tunggu di So***** ya.”
“oke. Insya Allah sebentar lagi. Semoga keburu ya.”
 
Aku memesan nasi capcay sambil terus menatap kesebelah kiri. Panik, berharap sesosok laki-laki yang aku tunggu sejak tadi muncul. Perut lapar tapi hati tak tenang adalah alat ampuh untuk mengusir nafsu makan.
Tiba-tiba muncul sesosok tubuh tinggi berkacamata dan berjaket biru. Aku ingin menatap tapi ku putuskan untuk pura-pura tak melihat sampai kamu datang ke arahku.
“Dian?”
“Adhi?”
 
Malam itu akhirnya aku melihat wajahmu secara live. Hahahahaha… Terkaanku tak sepenuhnya benar tapi tak sepenuhnya salah. Kita berdua kikuk, salah tingkah…
 
Tapi sayang, dari pertemuan pertama kita yang lucu itu aku tak pernah menyangka…
Bahwa kamu adalah pria yang ditunggu-tunggu oleh ibuku yang bilang “tante, saya mau melamar anak tante..”
Bahwa kamu adalah pria yang akhirnya membawa seluruh keluargamu ke rumahku untuk menyematkan cincin di jari manis kiri ku.
Bahwa kamu adalah pria yang ada di sampingku dala foto-foto pre wedding-ku.
Dan akhirnya kamu adalah satu-satunya pria dalam hidupku yang mengucap ijab Kabul atas diriku di hadapan Tuhan, keluarga besar dan sahabat-sahabat kita.
 
Sayang..
Kelak jika kamu marah padaku dan terlampau marah, ingatlah pertemuan pertama kita yang tak terduga ini. Walaupun aku 1.426 KM jauh dari sisimu. Tapi kamu tak berjarak di hatiku..
 

Kota Minyak, 04 Feb 2015

Istrimu.

Selasa, 03 Februari 2015

Untuk Seorang Gadis yang Jauh dari Rumah

Diposting oleh Budian's pages di 16.55 0 komentar

Hai Gadis,
Bagaimana soremu hari ini?
Apakah sudah selesai bekerja?

Gadis, aku tahu kamu adalah suatu simbol kekuatan dalam kehidupan.
Bagaimana tidak, hidup jauh dari tanah impian dan masih memiliki kehidupan, apa namanya kalau bukan kuat?

Gadis, aku tahu kamu sangat rapuh di dalam hatimu.
Meronta-ronta setiap waktu menanyakan ketidakadilan ini.
Bukan Gadis, ini bukan ketidakadilan.
Ini hanya sebuah perjuangan.
Iya, perjuangan hidup dan tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Tahukah kamu Gadis?
Nilaimu lebih dari gadis-gadis lain.
Lihatlah mereka, ketika sedang tidak nyaman dgn dirinya, mereka dengan mudahnya meminta kepada tetua mereka.
Sedangkan kamu Gadis, kamu harus berjibaku sendirian. Pasti sangat tidak mudah.

Hidupmu masih panjang.
Tak apa sekarang sedikit menderita tapi akhirnya kau akan bahagia.
Percayalah..
Itu janji Tuhanmu..

Jadi Gadis kuatkan dirimu..
Tinggal sebentar lagi.
Percayalah..

#30HariMenulisSuratCinta

Senin, 02 Februari 2015

Selamat Pagi Jakarta!

Diposting oleh Budian's pages di 08.23 1 komentar

Selamat Pagi Kota Jakarta

Hai halo Jakarta, pagi ini kau macet sekali. Tak biasanya aku melewatimu sepagi ini, terakhir mungkin 4 tahun yang lalu. Ketika gadis belia ini mencoba menjawab tantangan hidup di tengah kerasnya belantara ibu kota.

Jakarta, kadang aku merasa bersyukur tak menjadi bagian dari dirimu setiap harinya. Tp kadang aku mengeluh, kenapa aku tak ditakdirkan saja untuk hidup di atas tanahmu yg penuh sesak itu.

Jakarta, pagi ini aku sedih sekali. Karena harus pergi dari atas tanahmu ini. FYI ya Jakarta, tanahmu adalah salah satu tanah favoritku, karena manusia kesukaanku ada dalam kotamu, Jakarta.

Jakarta, aku harus pergi. Sudikah kiranya engkau menjagakan dia untuk ku? Jangan terlalu jahat padanya, jangan terlalu keras padanya.

Jakarta, kutitipkan dia padamu. Beritahu dia jika dia melangkah ke tempat yg seharusnya kakinya tak melangkah ke sana. Ingatkan dia ketika dia lupa akan aku..

Jakarta, sampai jumpa lagi..

#30HariMenulisSuratCinta

Minggu, 01 Februari 2015

Unagi Donburi

Diposting oleh Budian's pages di 16.49 0 komentar

Hai halo kamu, pria disebelahku yg sedang menonton video di smartphone.. *nengok ke sebelah* Eh salah denk ternyata kamu sedang main game Best Fiends kesukaanmu itu..

Tahukah kamu? Aku lapar. Ternyata mengurus kamu yg sedang sakit itu membutuhkan banyak tenaga ya. Tenaga untuk mengambilkanmu makan/minum, tenaga untuk memarahimu karena kamu bandel, tenaga untuk sabar menghadapi egoku sendiri karena kamu begitu manja sehingga aku tak bisa bermanja2 padamu.

Tahukah kamu? Ini kali pertamaku mengurusi orang sakit, mendoakannya supaya dia cepat sembuh, menyiapkan semua kebutuhannya.. Ahhh seru sekali pengalaman ini.

Hari ini kamu sudah sehat ya, Alhamdulillah. Berarti aku berhasil ya mengurusmu ya. Kata orang, kamu tidak sakit, cuma kangen sama aku *tersipu malu*

Besok aku harus kembali ke 1.426 KM jauhnya dari kamu. Jaga kesehatan ya, jangan makan sembarangan. Kalau boleh meniru kata2 yg sedang hits sekarang, "jangan lupa bahagia".

Jangan lupa bahagia dengan atau tanpa aku disebelahmu. Percayalah, hanya fisik saja kok yang jauh, tapi tidak dengan hati kita. Insyaa Allah, sebentar lagi fisik kita akan bersatu seperti yang telah hati kita lakoni selama ini. Kita akan segera menyatukan kekuatan untuk menghadapi hiruk pikuk dunia ini, menyiapkan bekal untuk kehidupan nanti bersama dan ikhtiar membuatkan cucu untuk orang tua kita.

Wahai pria yang saat ini masih main Best Fiends, besok aku harus pergi tapi bukan dari hatimu. Aku tau kamu sedih, aku juga begitu. Tapi aku ingin menutup hari ini dengan bahagia. Jadi, mari kita makan Unagi Donburi sama-sama ��

Untuk pria disebelahku @adhipradityo

#30HariMenulisSuratCinta

 

dian's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea